Mengenal Macam-Macam Jenis Sablon untuk Mencetak Desain yang Tepat
Sablon merupakan salah satu teknik cetak yang sering digunakan untuk mencetak desain pada bahan. Ada berbagai macam jenis sablon yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik bahan yang akan dicetak. Jenis-jenis sablon:
- Sablon plastisol
- Sablon waterbase
- Sablon discharge
- Sablon foil
- Sablon emboss
- Sablon printing
- Sablon transfer
1. Sablon plastisol
Sablon plastisol adalah salah satu jenis sablon yang sering digunakan untuk mencetak desain pada berbagai jenis bahan, termasuk kaos.
Ink yang digunakan dalam sablon plastisol adalah ink plastisol, yaitu ink yang terdiri dari resin PVC dan pengikat plastisol.
Ink plastisol terasa lembut dan lentur saat kering dan memiliki sifat yang tahan lama serta tahan terhadap cuaca.
Proses sablon plastisol meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan screen (atau kain saring) dan ink plastisol sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Menyapu ink plastisol ke atas screen menggunakan spatula atau roller.
- Menekan screen ke atas bahan yang akan dicetak dengan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga ink plastisol mengering dan melekat dengan baik pada bahan.
Sablon plastisol biasanya digunakan untuk mencetak desain dengan warna yang solid atau berwarna. Ink plastisol juga tersedia dalam berbagai warna sehingga memungkinkan untuk mencetak desain dengan warna yang beragam.
2. Sablon waterbase
Sablon waterbase adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan ink yang dicampur dengan air sehingga lebih ramah lingkungan. Ink waterbase juga tidak berbau kuat sehingga lebih nyaman digunakan dalam proses sablon.
Proses sablon waterbase meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan screen (atau kain saring) dan ink waterbase sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Menyapu ink waterbase ke atas screen menggunakan spatula atau roller.
- Menekan screen ke atas bahan yang akan dicetak dengan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga ink waterbase mengering dan melekat dengan baik pada bahan.
Sablon waterbase biasanya digunakan untuk mencetak desain dengan warna yang solid atau berwarna. Ink waterbase juga tersedia dalam berbagai warna sehingga memungkinkan untuk mencetak desain dengan warna yang beragam.
Namun, ink waterbase kurang tahan lama dan mudah luntur jika dibandingkan dengan ink plastisol. Selain itu, proses sablon waterbase juga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sablon plastisol.
3. Sablon discharge
Sablon discharge adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan ink yang menghilangkan warna asli kaos sehingga warna yang dihasilkan terlihat lebih alami. Ink discharge mengandung zat kimia yang dapat menghilangkan warna pigmen yang terdapat pada kaos.
Proses sablon discharge meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan screen (atau kain saring) dan ink discharge sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Menyapu ink discharge ke atas screen menggunakan spatula atau roller.
- Menekan screen ke atas bahan yang akan dicetak dengan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga ink discharge mengering dan melekat dengan baik pada bahan.
Sablon discharge biasanya digunakan untuk mencetak desain dengan warna yang solid atau berwarna. Ink discharge juga tersedia dalam berbagai warna sehingga memungkinkan untuk mencetak desain dengan warna yang beragam.
Namun, proses sablon discharge cukup rumit dan membutuhkan keterampilan khusus. Selain itu, hasil akhir dari sablon discharge tergantung pada warna asli dari bahan yang digunakan, sehingga tidak semua warna dapat dihasilkan dengan sablon discharge.
4. Sablon foil
Sablon foil adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan foil untuk memberikan efek metalik pada desain yang dicetak. Foil terdiri dari lapisan tipis logam yang terlipat di atas film plastik.
Proses sablon foil meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan screen (atau kain saring) dan foil sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Menyapu foil ke atas screen menggunakan spatula atau roller.
- Menekan screen ke atas bahan yang akan dicetak dengan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga foil melekat dengan baik pada bahan.
Sablon foil biasanya digunakan untuk mencetak desain dengan efek metalik seperti emas, perak, atau bronze. Namun, proses sablon foil cukup rumit dan membutuhkan keterampilan khusus.
Selain itu, hasil akhir dari sablon foil tergantung pada warna foil yang digunakan, sehingga tidak semua warna dapat dihasilkan dengan sablon foil.
5. Sablon emboss
Sablon emboss adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan teknik pembentukan relief untuk memberikan efek timbul pada desain yang dicetak. Emboss terdiri dari cetakan yang dapat menekan bahan ke dalam bentuk yang diinginkan.
Proses sablon emboss meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan cetakan emboss dan ink sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Menyapu ink ke atas cetakan emboss menggunakan spatula atau roller.
- Menekan cetakan emboss ke atas bahan yang akan dicetak dengan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga ink melekat dengan baik pada bahan.
Sablon emboss biasanya digunakan untuk memberikan efek timbul pada desain yang dicetak. Teknik ini sering digunakan untuk menambah kesan mewah dan elegan pada produk.
Namun, proses sablon emboss cukup rumit dan membutuhkan peralatan yang khusus serta keterampilan khusus dalam pembuatan cetakan emboss. Selain itu, hasil akhir dari sablon emboss tergantung pada bahan yang digunakan, sehingga tidak semua bahan dapat dihasilkan dengan sablon emboss.
6. Sablon printing
Sablon printing adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan mesin printing untuk mencetak desain pada bahan.
Jenis mesin printing yang sering digunakan dalam proses sablon printing adalah mesin printing DTG (Direct to Garment), yaitu mesin yang mampu mencetak desain langsung ke atas bahan dengan menggunakan tinta yang terserap oleh bahan.
Proses sablon printing meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan desain yang akan dicetak dalam bentuk file digital (misalnya dalam format PNG atau JPEG).
- Menyiapkan mesin printing DTG dan tinta yang sesuai dengan desain yang akan dicetak.
- Mencetak desain langsung ke atas bahan menggunakan mesin printing DTG.
- Menjemur bahan yang telah dicetak di dalam oven hingga tinta mengering dan melekat dengan baik pada bahan.
Sablon printing merupakan pilihan yang tepat untuk mencetak desain dengan warna yang lebih banyak dan detail. Tinta yang digunakan dalam sablon printing juga tahan lama dan tidak mudah luntur.
Namun, proses sablon printing biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sablon lainnya, terutama jika desain yang akan dicetak memiliki banyak warna atau detail.
7. Sablon transfer
Sablon transfer adalah salah satu jenis sablon yang menggunakan film transfer untuk mentransfer desain ke bahan. Film transfer terdiri dari film yang dilapisi dengan ink dan mengandung lapisan pelepas yang dapat dilepas saat proses transfer.
Proses sablon transfer meliputi beberapa tahap, yaitu:
- Menyiapkan bahan yang akan dicetak, misalnya kaos.
- Menyiapkan desain yang akan dicetak dalam bentuk file digital (misalnya dalam format PNG atau JPEG).
- Mencetak desain ke atas film transfer menggunakan printer yang sesuai dengan jenis film yang digunakan.
- Menempelkan film transfer yang telah dicetak ke atas bahan dengan menggunakan tekanan yang cukup.
- Menjemur bahan yang telah ditransfer di dalam oven hingga ink melekat dengan baik pada bahan.
- Menghilangkan lapisan pelepas dengan hati-hati setelah proses transfer selesai.
Sablon transfer merupakan pilihan yang tepat untuk mencetak desain dengan warna yang lebih banyak dan detail. Ink yang digunakan dalam sablon transfer juga tahan lama dan tidak mudah luntur.
Namun, proses sablon transfer biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sablon lainnya, terutama jika desain yang akan dicetak memiliki banyak warna atau detail.
Selain itu, sablon transfer juga memerlukan peralatan yang lebih lengkap dan membutuhkan keterampilan khusus dalam proses pemasangan film transfer.
Kesimpulan
Setiap jenis sablon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu jenis sablon, ada baiknya untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti keawetan, warna, dan detail desain yang diinginkan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kamu dapat memilih jenis sablon yang sesuai dengan kebutuhan dan selera kamu.